MISTERI HILANGNYA WARGA DESA TEBING KAPUR


Misteri hilangnya warga desa tebing kapur

Karya : Indra W. P.


       Suatu malam di Desa Tebing Kapur ada seorang pemuda yg bernama Fandi yg sedang mengantar makanan yang dipesan oleh seorang kepala desa di desa tersebut yg bernama Pak Harjo. Itu terjadi pukul 20.00 WIB. 

     Akan tetapi karena letak desa yang terpencil dari kota, hanya sedikit warga yang beraktifitas di malam hari. Fandi bekerja di sebuah rumah makan di desa Tebing Kapur yg bernama Sagembirane. Fandi adalah pengelana yg berasal dari kota yg pergi ke desa-desa terpencil seperti desa Tebing kapur. 

       Ia bekerja kepada Pak Joko sebagai pengantar makanan di rumah makan tersebut. Saat mengantar makanan ke rumah Pak Harjo, Fandi melihat seorang pemuda yg lewat dengan membawa kapak yg di pikul di bahunya. 

      Fandi bertanya ke orang itu.”mas rumah Pak Harjo dimana ya, Mas?” Pemuda itu menjawab” di bawah pohon sagu itu.” 

    Saat Fandi berterima kasih pada pemuda itu, Pemuda itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak apapun. Fandi mulai merinding. saat sampai di rumah kepala desa tersebut, Fandi menemui kejanggalan misal kepala desa yg dipanggil tidak muncul juga, dan banyak darah di teras rumah tersebut. Fandi pun bingung apa yg terjadi. Fandi pun meminta tolong ke warga sekitar. Akan tetapi, tidak ada warga yg datang. Akhirnya Fandi pun membawa makanan itu pulang ke rumahnya. Fandi pun semakin curiga dengan desa itu.

    Keesokan harinya, Fandi mendengar kabar dari Pak Joko kalau kepala desa Tebing Kapur yaitu Pak Harjo,  menghilang. Fandi tidak bilang ke Pak Joko kalau makanan yg ia antarkan ke rumah Pak Harjo kemarin ia bawa pulang. 

     Pak Joko bertanya pada Fandi. 

“Apa kemarin saat kamu mengantar makanan ke rumah Pak Harjo, Pak Harjo nya ada?” 

Fandi menjawabnya dengan ragu-ragu 

“aaa...da pak kemarin malam waktu saya antarkan makanan itu”. 

    Pak Joko merasa bingung mengapa setiap malam ada saja warga yang hilang di desa tersebut. Pak Joko menceritakannya ke Fandi bahwa setiap malam ada warga yang menghilang entah kemana. Pak Joko meminta Fandi untuk mencari tahu apa penyebab hilangnya warga di desa Tebing Kapur nanti malam. 

    Saat matahari mulai terbenam, Pak Joko segera menutup rumah makannya dan membantu Fandi mencari warga desa Tebing Kapur. karena Letak desa Tebing Kapur berada di hutan belantara. Maka Fandi dan Pak Joko pun mencari warga desa Tebing Kapur ke hutan dengan cara berkemah. 

    Mereka berangkat setelah shalat maghrib, pukul 18.15 WIB. Saat melakukan perjalanan ke Hutan, Fandi bertemu pemuda yg kemarin ia temui yang membawa kapak di bahunya. 

Fandi pun memanggil pemuda itu dengan suara lantang, 

“heiiii mas sini!”. 

Pemuda itu menghampiri Fandi.

 “ada apa mas?”. 

Fandi menjawabnya, 

“apa kamu tahu kemana warga desa Tebing Kapur yg menghilang itu?”. 

   Saat Fandi bertanya, pemuda itu Lari terburu-buru. Fandi dan Pak Joko pun mengejar pemuda itu sampai ke Hutan. 

    Bukannya bertemu dengan pemuda itu, Fandi dan Pak Joko malah bertemu seorang kakek tua dengan rambut dan jenggot putih dan panjang yg muncul dari balik pohon rindang yg membuat mereka kaget. 

“hahahaha ada apa kalian kemari?”,  tanya kakek itu. 

“Kami kemari untuk mencari warga desa Tebing Kapur yang hilang, apa kakek tau mereka kemana?”, jawab Fandi dan Pak Joko.

 “saya tidak tahu mengenai itu, tapi ada seorang pemuda yang pergi ke desa dengan membawa kapak di bahunya. Coba kamu tanya dia saja. Biasanya dia lewat sini setiap malam” jawab kakek tersebut. “

kami berdua tadi sedang mengejar dia, akan tetapi kami malah sampai disini”, jawab Fandi. 

“Kalau begitu, kalian menginap dulu saja di gubuk saya. Ini kan sudah larut malam”. kata kakek itu. 

Fandi dan Pak Joko menerima tawaran kakek tersebut. Dan mereka segera beristirahat di gubuk milik kakek itu. Kakek itu menawarkan minum pada Fandi dan Pak Joko. Karena mereka merasa haus, mereka menerima tawaran kakek itu. Dan ternyata minuman itu sudah diberi obat tidur oleh kakek tersebut. 

Saat Fandi dan Pak Joko tertidur lelap. Kakek itu membawa mereka ke gua yang ada di Hutan itu yang tidak diketahui semua orang, di sana terdapat warga-warga desa Tebing Kapur yang menghilang beberapa minggu ini. 

Dan ternyata kakek itulah yang telah menculik warga desa Tebing Kapur beberapa minggu ini. Di gua itu terdapat sebuah penjara yang cukup luas untuk warga desa Tebing Kapur. Terdapat lebih dari 50 orang yang ada di penjara itu. 

Saat Fandi dan Pak Joko bangun, mereka bingung mereka ada dimana. Karena mereka melihat warga desa Tebing Kapur yang menghilang beberapa minggu ini. Pak Joko juga bertemu Pak Kepala desa yaitu Pak Harjo. 

Pak Harjo menceritakan ke Pak Joko kalau setiap malam ada seorang kakek yang berkeliaran di Desa dan menawarkan barang. Setelah itu Pak Harjo tidak sadarkan diri. 

Fandi bertanya ke Pak Harjo, “Bagaimana dengan darah yang ada di teras Pak Harjo?”. 

"Kalau itu bukan darah. Itu adalah parfum yang ditumpahkan oleh kakek tersebut." , jawab Pak Harjo.

“Owwwww jadi begitu ya” jawab Fandi. 

“Aku punya cara untuk meloloskan diri dari sini, tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri aku butuh bantuan kalian semua”, Usul Fandi. 

“apa rencananya?”, tanya Pak Joko dan Pak Harjo.

 “penjara ini terbuat dari kayu, kita hanya perlu mendorong nya kearah berlawanan secara bersama-sama. Apa kalian bisa?”, tanya Fandi. 

“Akan Kami coba”, jawab warga desa Tebing Kapur. 

“Kalian cabut kayu yang di ujung itu setelah hitungan ke tiga. 1....2...3.... ”, kata Fandi. 

Dan ternyata rencana Fandi pun berhasil. Warga desa Tebing Kapur keluar dari penjara tersebut, dan mencari kakek itu. Kakek itu ternyata ada di depan Gua. Warga desa menanyai kenapa kakek itu menculik semua warga desa Tebing Kapur. 

Kakek itu menjawabnya dengan terbata-bata, “saya menculik kalian untuk aku kumpulkan untuk persembahkan ke dewa, untuk menolak bencana di hutan ini, tapi aku hanya bisa melakukan itu saat bulan purnama saja. aku harus mengumpulkan 100 jiwa untuk tumbal agar desa ini tidak terkena bencana”, jawab kakek itu.

tanpa fikir panjang, warga desa tebing kapur mulai geram mendengar jawaban tersebut.

kakek tersebut dimasukkan ke dalam selokan sempit di sebelah gua, warga lainnya berusaha menutup selokan tersebut dengan sebuah batu besar, yang kemudian ditutup oleh pasir. 


sang kakek berteriak-teriak meminta mohon untuk di lepaskan.

"terkutuk kalian!! lihat saja, apa yang akan terjadi di desa kalian jika aku mati seperti ini!! ", jawab kakek itu.


warga pun tanpa menghiraukan perkataan kakek tersebut, warga langsung menghempas sebuah batu besar lagi dan menimbunnya dengan pasir yang lebih banyak. setelah itu, warga pun meninggalkan hutan tersebut dan berbondong-bondong menuju desa.

Setelah sesampainya di Desa, warga yang tadinya di culik oleh sang kakek, mulai bergegas bertemu dengan keluarga mereka masing-masing. Mulai dari memeluk anggota dari keluarga mereka, hingga isak tangis pun pecah saat itu.

Hari - hari mulai berlalu, masih belum ada hal yang janggal, tapi Fandy, Pak Harjo, dan warga desa pun masih khawatir dengan perkataan kakek yang menculik mereka kala itu. 


Fandy       : "Pak, apakah bapak tidak khawatir terjadi hal yang tidak terduga lagi di desa ini?"
Pak Harjo : "Tidak perlu khawatir Fandy.. Desa ini masih aman-aman saja.." .

setelah beberapa minggu setelah kejadian itu, desa Tebing Kapur terkena letusan gunung berapi. banyak warga desa yang tidak sempat mengungsi meninggalkan desa tersebut, dan mereka semua terjebak di desa. 

setelah dari kejadian itu, desa itu menjadi lebih subur. tanaman-tanaman pun tumbuh dan warga yang selamat membangun peradaban yang baru lagi di desa itu.

Dan yang terpenting, rezeki dan musibah datangnya dari tuhan. manusia tidak dapat mengatur apalagi merencanakannya. 



~TAMAT~

Komentar